Salmonella Ditemukan di Produk Daging Giling
Food & Nutrition Science

Salmonella Ditemukan di Produk Daging Giling

Jul 16, 2022

Loading

Sebuah studi yang dilakukan oleh Consumer Reports menyimpulkan bahwa salmonella sering ditemukan dalam paket ayam giling, daging sapi, babi, dan kalkun.

Para ahli mengatakan daging giling lebih rentan terhadap penyakit bawaan pangan (foodborne illness) karena cara memasaknya. Disarankan untuk memasak produk daging secara menyeluruh dan menyimpannya dengan aman untuk menghindari penyakit.

Baca juga: https://seisnews.org/2022/9-jenis-pangan-yang-paling-mungkin-penyebab-keracunan/

Pada musim panas atau di wilayah tropis, lebih berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan karena suhu hangat yang disukai mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak. Akan tetapi, meski ada isu ini, tentunya tetap sangat mengasyikan menyalakan barbekyu dan membuat burger lezat.

Sebuah studi oleh Consumer Reports menemukan hampir sepertiga paket ayam giling mengandung salmonella sementara paket daging giling sapi, babi, dan kalkun juga mengandung bakteri berbahaya.

“Prevalensi salmonella yang ditemukan dalam penyelidikan ini lebih tinggi daripada yang biasa ditemukan ketika [Departemen Pertanian AS] melakukan pemantauan preventif. Mengingat fakta bahwa salmonella adalah penyebab paling umum dari rawat inap dan kematian terkait makanan, ini menjadi perhatian. Bagi konsumen, ini meningkatkan pentingnya mempraktikkan praktik keamanan pangan, ”Lauri Wright, PhD, RDN, ketua Departemen Nutrisi dan Diet di University of North Florida, disadur dari wawancara dengan Kantor Berita Healthline.

Temuan penyelidikan Consumer Reports yang dilaporkan tahun 2022 juga menunjukkan bahwa setiap strain salmonella yang diidentifikasi dalam paket ayam giling resisten terhadap setidaknya satu jenis antibiotik.

Laporan dari University of California

Dana Ellis Hunnes, Ph.D., ahli diet klinis senior di UCLA Medical Center dan asisten profesor di University of California Los Angeles Fielding School of Public Health, mengatakan meskipun hasil penyelidikan mengkhawatirkan, hal ini tidak sepenuhnya mengejutkan.

“Cara beternak sebagian besar ayam di negara AS berada di tempat yang terlalu padat dan tertutup yang secara signifikan meningkatkan risiko salah satu dari peternakan (atau lebih) terkontaminasi salmonella dan/atau bakteri lain yang menjadi resisten terhadap lebih banyak antibiotik, ”kata Hunnes yang dikutip dari hasil wawancara dengan Healthline.

“Mirip dengan peternakan ayam, sapi potong dan sapi perah juga sering dipelihara di kandang yang padat dan tertutup yang dapat menyebarkan bakteri resisten antibiotik di antara kawanan dan memiliki daging yang terkontaminasi bakteri tersebut,” tambahnya. “Lebih dari dua pertiga penggunaan antibiotik di AS adalah peternakan yang memelihara ayam, dan ternak lainnya, termasuk daging sapi dan sapi perah.”

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, salmonella bertanggung jawab atas lebih dari 1,3 juta infeksi setiap tahun. Lebih dari 400 orang meninggal karena salmonella setiap tahun dan 26.500 orang dirawat di rumah sakit.

Tips keamanan pangan

Pangan adalah sumber utama penyakit salmonella. Selain ayam, salmonella juga dapat ditemukan pada sayuran, telur, buah, babi, dan selai kacang.

Salmonella, serta bentuk penyakit bawaan pangan lainnya, lebih sering terjadi pada musim panas di negara 4 musim dan negara 2 musim.

“Ada lebih banyak kasus penyakit bawaan pangan di musim panas karena suhu yang lebih hangat menyebabkan kuman dan bakteri tumbuh,” kata Wright.

Beberapa tips berikut dapat menjaga makanan tetap aman di musim panas:

  • Dinginkan makanan yang mudah rusak dalam waktu 1 jam.
  • Buang bumbu dan saus yang telah menyentuh daging mentah saat memanggang.
  • Simpan hidangan yang mengandung mayones dalam pendingin berinsulasi,
  • Gunakan termometer untuk memastikan daging di atas panggangan telah memenuhi suhu internal yang benar.

Daging giling lebih rentan

Tidak seperti potongan daging utuh seperti dada ayam atau steak, daging giling lebih mungkin mengandung penyakit bawaan pangan.

“Daging giling lebih rentan terhadap penyakit bawaan pangan karena beberapa alasan. Pertama, daging giling dibuat dari daging beberapa bagian sapi yang dicampur menjadi satu, jadi satu bagian daging yang terkontaminasi berpotensi mencemari sebagian atau keseluruhan daging giling,” kata Wright.

“Kedua, ketika daging digiling, lebih banyak area permukaannya yang terpapar udara, yang meningkatkan kemungkinan kontak dengan bakteri yang berpotensi berbahaya,” tambahnya. “Untuk alasan ini, kami selalu merekomendasikan konsumen untuk memasak daging giling secara menyeluruh dan menghindari burger yang sudah disimpan lama.”

E.coli vs. salmonella

E.coli adalah bakteri yang dapat ditemukan di pangan, lingkungan, dan usus manusia dan hewan. Sebagian besar jenis E. coli bersifat tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan penyakit.

Investigasi Consumer Reports menemukan strain tertentu E.coli dalam paket daging giling yang dianggap sangat berbahaya. Hal ini diinformasikan ke Departemen Pertanian AS (USDA) dan 28.000 pon daging ditarik dari toko bahan pangan di tujuh negara bagian.

Sementara USDA mengambil pendekatan garis keras untuk menghindari strain E. coli berbahaya pada daging giling, pendekatan yang sama tidak dilakukan untuk salmonella pada ayam.

Menurut penyelidikan Consumer Reports, USDA mengizinkan produsen unggas untuk mengandung salmonella hingga 9 persen dari ayam utuh, 15 persen bagian ayam dan 25 persen ayam giling. Jika produsen melebihi angka tersebut, maka diberi peringatan tetapi tidak diperintahkan untuk berhenti menjual ayam.

Hunnes mengatakan ini mengejutkan.

“Saya tidak menyadari betapa lunaknya USDA dalam membiarkan kontaminasi bakteri seperti ini dalam persediaan pangan kita, sejujurnya saya terkejut dan memikirkan semua pasien yang saya ajarkan tentang keamanan pangan, terutama setelah mereka menjalani transplantasi organ (seperti transplantasi jantung, transplantasi ginjal, dll), karena mereka lebih berisiko terkena penyakit bawaan pangan dan dampak yang buruk, ”katanya.

Keamanan pangan pada musim panas

Untuk mempraktikkan keamanan pangan dan menghindari E.coli dan bakteri lainnya, CDC merekomendasikan untuk sering membersihkan tangan dan permukaan, memisahkan daging mentah dari barang lain (termasuk saat menggunakan talenan), memasak makanan dengan suhu internal yang tepat, dan segera mendinginkan makanan.

Bakteri dalam makanan dapat berkembang biak jika dibiarkan di “zona bahaya” antara 40 °F dan 140 ° F.

Tapi baik Hunnes dan Wright setuju mengurangi asupan daging musim panas ini adalah cara terbaik untuk tidak hanya mengurangi risiko penyakit bawaan pangan tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

“Ada banyak alasan kesehatan untuk mengurangi konsumsi hewani dan lebih mengutamakan nabati.” kata Wright.

Hunnes berpendapat bahwa selain baik untuk individu, memilih lebih banyak opsi berbasis nabati juga akan menguntungkan planet bumi.

“Mengurangi konsumsi daging adalah ide yang baik karena berbagai alasan, termasuk kontaminasi bakteri/salmonella/dan bakteri resisten antibiotik lainnya. Lebih baik untuk kesehatan dan juga lebih baik untuk planet/lingkungan dengan mengurangi jumlah air yang digunakan untuk pangan, jumlah lahan yang digunakan untuk pangan, dan jumlah emisi yang dihasilkan oleh pangan,” katanya.

“Ada begitu banyak pilihan daging nabati di luar sana sekarang sehingga siapa pun dapat menemukan yang sesuai dengan seleranya dan kemungkinan akan lebih aman untuk dikonsumsi,” tambahnya.

Untuk Hidup Lebih Lama dan Usus Lebih Bahagia, Makanlah Lebih Banyak Serat.

Saksikan juga di channel youtube:

ttps://www.youtube.com/channel/UCpnF7R6RJL0s1yrWU5dO2ZQ

Disadur dan ditulis oleh LR dari Healthline.