Cacar monyet/ monkeypox: penanganan & pencegahan.
News

Cacar monyet/ monkeypox: penanganan & pencegahan.

May 29, 2022

Loading

Perlu digaris bawahi Cacar Monyet atau Monkey Pox disebarkan oleh hewan liar yang terinfeksi di Afrika dan risiko penularan antar manusia umumnya rendah kecuali ada kontak fisik yang dekat.

Setelah pendemi Covid-19 mereda di tahun 2022, kini dikabarkan dunia sedang geger dengan penyakit cacar monyet atau monkeypox yang biasanya disebarkan oleh hewan liar yang terinfeksi di Afrika. Seberapa parahkah pasien jika terkena penyakit ini? Bagaimana cara penyebarannya dan Bagaimana penanganannya? Sejarah dan peristiwa yang terjadi baru-baru ini?

Penyakit cacar bukanlah hal baru di Indonesia maupun dunia. Wabah penyakit cacar sudah berlangsung ratusan tahun lalu dan telah ditemukan vaksin untuk pencegahannya. Di Indonesia sendiri, adalah hal yang lumrah bahkan mungkin untuk orangtua zaman dahulu merasa wajib anaknya terkena cacar untuk memberikan sistem imun untuk anak.

Diinformasikan Organisasi GAVI terdapat 7 kasus monkeypox di Inggris Raya, 17/05/2022. Kasus pertama pada 7 Mei 2022 diperkirakan dibawa ke Inggris oleh seorang pelancong yang kembali dari Nigeria. Seminggu kemudian, dua lagi telah didiagnosis dengan monkeypox dan otoritas kesehatan mengatakan keduanya tidak terkait dengan kasus pertama.

Empat kasus lain telah diidentifikasi, meskipun hubungannya tidak jelas dengan kasus lainnya, yang meningkatkan kekhawatiran tentang penularan di masyarakat, meskipun risiko penularan antar manusia umumnya rendah kecuali ada kontak fisik yang dekat.

Kasus jarang terlihat di luar Afrika Tengah dan Barat, meskipun ada dua kasus di AS tahun 2021, yang merupakan pelancong yang kembali dari Nigeria. Kasus-kasus berikutnya dikonfirmasi di setidaknya 20 negara, di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia Barat dan Australia.

5 hal yang perlu diketahui dan penanganannya.

Berikut lima hal yang harus Anda ketahui tentang penyakit mematikan ini.

1. Disebabkan oleh virus seperti cacar air

Monkeypox disebabkan oleh virus dengan nama yang sama yang terkait erat dengan cacar, yang kini telah diberantas dari planet ini. Keduanya merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Virus cacar monyet disebut virus monkeypox, sedangkan penyebab cacar air disebut vaccinia virus.

Empat orthopoxvirus menyebabkan infeksi pada manusia: variola, vaccinia, cowpox, dan monkeypox. Variola hanya menginfeksi manusia di alam, meskipun primata dan hewan lain telah terinfeksi dalam pengaturan eksperimental. Virus Vaccinia, cowpox, dan monkeypox dapat menginfeksi manusia dan hewan lain di alam.

Variola adalah virus besar berbentuk bata berukuran sekitar 302 hingga 350 nanometer dengan 244 hingga 270 nm, dengan genom DNA untai ganda linier tunggal berukuran 186 pasangan kilobase (kbp) dan berisi lingkaran jepit rambut di setiap ujungnya. Dua varietas klasik cacar adalah variola mayor dan variola minor.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika wabah penyakit yang menyebabkan cacar ditemukan pada monyet yang dipelihara di penangkaran untuk penelitian. Ini pertama kali diamati pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan sekarang endemik di Afrika Tengah dan Barat.

Alat analisis Citra mikrografik elektron transmisi (TEM) mengungkapkan partikel virus tipe cacar monyet adalah tipe-M (mulberry), yang ditemukan dalam cairan vesikuler manusia.

Illustration of the pox virus structure

Siklus hidup poxvirus rumit karena memiliki berbagai bentuk infeksi, dengan mekanisme masuk ke sel yang berbeda. Poxvirus unik di antara virus DNA manusia karena mereka bereplikasi di sitoplasma sel daripada di nukleus. Untuk mereplikasi, poxvirus menghasilkan berbagai protein khusus yang tidak diproduksi oleh virus DNA lain, yang paling penting adalah RNA polimerase yang bergantung pada DNA terkait virus.

Baik virion berselubung maupun tidak berselubung menular. Amplop virus terbuat dari membran Golgi yang dimodifikasi yang mengandung polipeptida spesifik virus, termasuk hemaglutinin. Infeksi dengan variola mayor atau variola minor memberikan kekebalan atau imunitas terhadap yang virus pox lain.

Pada tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 4.594 kasus suspek cacar monyet, termasuk 171 kematian (rasio fatalitas kasus 3,7%). Data ini tidak dapat di konfirmasi karena memerlukan pengujian PCR, yang tidak tersedia di daerah endemik.

2. Menyebabkan jerawat di sekujur tubuh

Gejala biasanya muncul antara lima dan 13 hari setelah infeksi, meskipun bisa juga memerlukan waktu hingga 21 hari untuk muncul.

Gejala cacar monyet pada manusia mirip dengan gejala cacar tapi lebih ringan. Gejala awal:

  • demam,
  • sakit kepala,
  • nyeri otot,
  • sakit punggung,
  • pembengkakan kelenjar getah bening,
  • kedinginan, dan
  • kelelahan.

Biasanya ada pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga, di bawah rahang, di leher atau di selangkangan. Ini diikuti dengan ruam yang membentuk lepuh dan krusta. Dalam beberapa hari setelah demam, lesi secara khas muncul di wajah sebelum muncul di tempat lain seperti telapak tangan dan telapak kaki dalam distribusi sentrifugal. Dapat menyebar ke bagian dalam mulut, alat kelamin, dan kornea. Ruam berkembang menjadi keropeng yang jatuh, dan dalam beberapa kasus, area kulit yang luas dapat terpisah dari tubuh.

Tiga perempat orang yang terkena memiliki luka di telapak tangan dan telapak kaki, lebih dari dua pertiga di mulut, sepertiga di alat kelamin dan satu dari lima memiliki luka di mata.

Lesi mulai sebagai bintik-bintik datar kecil, sebelum menjadi benjolan kecil yang kemudian diisi dengan cairan bening pertama dan kemudian cairan kuning, yang kemudian pecah dan berkeropeng. Mungkin ada beberapa atau beberapa ribu lesi, terkadang menyatu untuk menghasilkan lesi yang besar.

Di setiap bagian tubuh yang terkena, lesi berkembang pada tahap yang sama.Ini terlihat identik dengan ruam cacar air. Ruam biasanya berlangsung sekitar 10 hari. Orang yang terkena mungkin tetap tidak sehat selama dua sampai empat minggu. Setelah penyembuhan, lesi mungkin meninggalkan bekas pucat sebelum menjadi bekas luka gelap.

Sementara gejala sering hilang dalam waktu satu bulan, satu dari sepuluh kasus bisa berakibat fatal. Cacat monyet pada anak-anak sangatlah rentan.

Komplikasi termasuk infeksi sekunder, pneumonia, sepsis, ensefalitis, dan kehilangan penglihatan jika infeksi mata parah. Jika infeksi terjadi selama kehamilan, lahir mati atau cacat lahir dapat terjadi. Penyakit ini mungkin lebih ringan pada orang yang divaksinasi cacar di masa kanak-kanak.

3. Diagnosis Memerlukan Tes PCR

Penyakit ini bisa tampak mirip dengan cacar air. Karena ruam juga terlihat pada banyak penyakit lain seperti cacar air dan campak, WHO merekomendasikan diagnosis saat identifikasi sangat diperlukan. Ini harus dilakukan melalui pengujian PCR, karena virus orthopox menghasilkan antigen dan memicu antibodi yang mungkin mirip dengan virus terkait lainnya, sehingga analisis ini tidak dapat menunjukkan bahwa virus tersebut adalah monkeypox.

4. Dapat menyebar melalui kontak dekat antar manusia

Tidak ada reservoir khusus untuk monkeypox yang ditemukan. Monyet bukanlah reservoir utama, bertentangan dengan namanya. Dipercayai bahwa hewan pengerat Afrika, seperti tikus berkantung Gambia (Cricetomys gambianus), dormice (Graphiurus spp.) dan tupai Afrika (Heliosciurus, dan Funisciurus), adalah reservoir yang sebenarnya.

Virus ini sering menyebar ke manusia oleh satwa liar yang terinfeksi seperti hewan pengerat dan primata, yang hidup di hutan hujan Afrika tengah dan barat, tetapi penularan dari manusia ke manusia juga dapat terjadi. Cacar monyet dapat menyebar dari penanganan daging hewan liar, gigitan atau cakaran hewan, cairan tubuh, benda yang terkontaminasi, atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Seperti virus Ebola, penularan virus ini hanya terjadi pada jarak dekat melalui kontak dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, atau bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur atau pakaian.

5. Pengobatannya

Saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang direkomendasikan untuk monkeypox oleh WHO, tetapi antivirus telah dilisensikan untuk melawan virus orthopox, seperti tecovirimat yang juga digunakan untuk cacar air.

Vaksin cacar adalah kunci untuk mencegah infeksi dengan efektivitas 85%. Pada tahun 2019, vaksin cacar monyet, Jynneos, disetujui untuk orang dewasa di Amerika Serikat. Namun, vaksin cacar ini belum tersedia secara luas.

Standar pengobatan saat ini adalah tecovirimat, antivirus yang secara khusus ditujukan untuk mengobati infeksi virus orthopox seperti cacar air dan cacar monyet yang telah disetujui di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Bisa juga menggunakan cidofovir atau brincidofovir sebagai pengobatan antivirus lini pertama jika diperlukan, di samping perawatan suportif (termasuk antipiretik, keseimbangan cairan, dan oksigenasi). Terapi antibiotik empiris atau asiklovir dapat digunakan jika dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder atau varisela zoster.

Laporan risiko kematian, jika tidak diobati, adalah 10% hingga 11% seperti yang terjadi di Lembah Kongo (Afrika Tengah).

Pencegahan dari pemerintah Indonesia dan kasus di singapura.

Kementerian Kesehatan menyatakan hingga saat ini belum ditemukan kasus positif penyakit menular cacar monyet (monkeypox) di Indonesia. Sebagai pencegahan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah mengaktifkan alat deteksi panas di pintu-pintu pelabuhan kapal dan bandara udara untuk memindai penumpang (terutama dari Singapura dan Afrika) yang mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,5° Celsius, lalu memeriksa kondisi tubuh sesuai gejala penyakit cacar monyet.

Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Indonesia resah karena ada kabar mengenai kejadian penyakit menular cacar monyet (monkeypox) pada seorang turis berusia 38 tahun dari Nigeria yang sedang mengikuti lokakarya di Singapura pada akhir April 2022. Dia dinyatakan positif mengidap cacar monyet awal Mei 2022. Sekitar 22 orang (mayoritas peserta lokakarya tersebut) yang kontak dengan penderita langsung dikarantina selama 21 hari untuk memantau perkembangan penularan penyakit ini.

Walau laporan kasus penyakit cacar monyet pada manusia ini baru pertama kali ditemukan di kawasan Asia Tenggara, tapi kasus cacar monyet pada manusia ini telah banyak terjadi di negara-negara kawasan Afrika Barat dan Tengah seperti Republik Afrika Tengah, Liberia, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Kasus tertinggi terjadi di Republik Demokratik Kongo, yang sejak 2005 ditemukan lebih dari 1000 terduga kasus per tahun, lalu 115 kasus di Nigeria, 88 kasus di Republik Kongo, dan jumlah kasus selain di ketiga negara tersebut berkisar satu sampai belasan.

Di luar kawasan tersebut, kasus cacar monyet pada manusia dan hewan telah dilaporkan ditemukan di Amerika Serikat pada 2003 (47 kasus), Inggris Raya pada 2022 (7 kasus) dan Israel (1 kasus) pada tahun 2021, dan satu kasus di Singapura pada tahun 2022.

Pencegahan mandiri.

Jika berdasarkan informasi di atas, pencegahan untuk virus ini, sepertihalnya kita mencegah virus cacar air yang sudah lebih familiar di Indonesia, sebagai berikut:

  • Hindari kontak apa pun dengan hewan sumber virus terutama golongan rodensia dan primata (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah monkeypox terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun (seperti darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik) yang telah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Bersihkan tangan, baik setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
  • Gunakan alat pelindung diri saat merawat penderita termasuk baju, masker, kacamata, dan respirator sekali pakai (seperti N95). Sebaiknya tenaga kesehatan, laboratorium, maupun orang orang yang diduga terpapar dengan penderita dan spesimennya diberikan vaksin smallpox.
  • Orang yang terinfeksi sebaiknya diisolasi di ruang bertekanan udara negatif atau setidaknya ruang pemeriksaan pribadi untuk mencegah orang lain dari kemungkinan kontak.
  • Vaksinasi bisa mencegah infeksi dengan efektivitas 85%.

Mengingat bahwa penularan penyakit cacar monyet tidak mudah terjadi dan di Indonesia belum pernah ditemukan adanya kasus cacar monyet baik pada hewan maupun manusia, maka kita tidak perlu panik dan khawatir. Yang penting protokol Covid tetap dilaksanakan dengan menjaga jarak aman, menggunakan masker di ruang tertutup, sering mencuci tangan, serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Disadur dan ditulis oleh LR mengutip dari gavi.org dan fkm.unair.ac.id.