Wabah Salmonella dan Listeria memicu penarikan daging secara massive tahun 2018 di AS
Hampir 7 juta pon daging sapi mentah telah ditarik secara sukarela setelah 57 kasus salmonella dilaporkan di 16 negara bagian, Departemen Pertanian AS (USDA) mengumumkan di 10 Oktober 2018. Sedikitnya 14 orang dirawat di rumah sakit.
Penarikan besar-besaran terjadi setelah 89.000 pon ham siap santap ditarik dari rak supermarket karena kemungkinan kontaminasi Listeria yang menyebabkan empat orang sakit dan satu orang meninggal.
Tepat sebelum itu, wabah salmonella dari telur curah menyebabkan hampir 40 orang sakit.
Baca juga:
Salmonella Ditemukan di Produk Daging Giling
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendesak konsumen untuk segera membuang produk yang terinfeksi, karena salmonella dan listeriosis adalah dua penyakit bawaan pangan yang tidak boleh dianggap enteng.
Apa saja yang harus dimusnahkan?
Produk ham yang terinfeksi diproduksi di Johnston County Hams antara 3 April 2017, dan 2 Oktober 2018. Keduanya memiliki nomor produksi EST. M2646 pada kemasan berada daaml inspeksi USDA. Produk tersebut dikirim ke distributor di Maryland, North Carolina, New York, South Carolina, dan Virginia.
Untuk daging sapi, produk yang terkontaminasi dikemas oleh produsen daging Arizona JBS Tolleson Inc. antara 26 Juli 2018 dan 7 September 2018. Produk ini bernomor produksi EST. 267 berada dalam inspeksi USDA. Produk ini dikirim ke toko-toko di seluruh negeri Amerika Serikat.
Telur yang ditarik kembali bersumber dari Gravel Ridge Farms di Alabama dan memiliki kode produksi UPC 7-06970-38444-6 dan tanggal kadaluarsa 25 Juli 2018 hingga 3 Oktober 2018. Produk ini dijual di toko kelontong dan restoran di Alabama, Georgia, dan Tennessee.
Jika tidak diobati, salmonella dan listeriosis bisa mematikan
CDC memperkirakan, Bakteri Salmonella menyebabkan sekitar 1,2 juta penyakit, 23.000 rawat inap, dan 450 kematian di Amerika Serikat setiap tahun.
Bakteri ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, seperti ayam, daging sapi, telur, dan produk mentah. Kebanyakan yang tertular Salmonella mengalami mual, diare, demam, dan kram perut dalam waktu 12 hingga 72 jam setelah menyantap makanan yang terkontaminasi.
Dalam kebanyakan kasus, gejala akan hilang dalam waktu seminggu tanpa pengobatan. Tetapi dalam kasus yang lebih parah, antibiotik dan rawat inap mungkin diperlukan.
“Diare dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan elektrolit, dan, kadang-kadang, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit karena hidrasi level IV,” kata Dr. Elizabeth Polsinelli, dokter penyakit dalam di Tenet Florida Physician Services di Boca Raton.
Listeria, di sisi lain, jauh lebih jarang daripada Salmonella. Meskipun bakteri ini hanya menyebabkan 1 persen wabah, bakteri ini bertanggung jawab atas 52 persen kematian akibat keracunan pangan. Hal ini menjadikannya salah satu penyakit bawaan pangan (foodborne illness) yang paling mematikan.
Gejala listeriosis mirip dengan penyakit bawaan pangan lainnya. Termasuk demam, nyeri otot, diare, sakit kepala, leher kaku, ling-lung, dan bahkan kejang-kejang.
Orang dengan listeriosis invasif – yang terjadi ketika bakteri menyebar di luar usus – mungkin baru mulai mengalami gejala satu hingga empat minggu setelah makan makanan yang terkontaminasi Listeria.
Faktanya, beberapa melaporkan gejala hingga 70 hari setelah makan makanan yang terkontaminasi, lapor CDC.
Sementara sebagian besar kasus penyakit bawaan pangan sembuh tanpa obat. Namun, infeksi Salmonella dan Listeria memiliki kemampuan untuk menyebar dari saluran pencernaan untuk menginfeksi aliran darah dan menyebabkan kondisi yang lebih serius yang disebut sepsis.
Dalam kasus ini, evaluasi medis darurat diperlukan, karena salmonella dan listeriosis dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati.
Selain itu, anak kecil, wanita yang sedang hamil, dan individu yang memiliki penyakit ginjal lanjut atau sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami komplikasi yang lebih serius.
Selalu Pantau Informasi Terbaru dan Selalu Cuci Tangan
Karena penyakit bawaan pangan terkadang bisa mematikan, sangat penting untuk tetap mendapatkan informasi dan mengetahui semua informasi penarikan terbaru.
“Salmonella itu licik. Kita tidak bisa melihatnya, tidak bisa menciumnya, dan itu tidak mengubah rasa makanan. Baru setelah terasa mulai mengalami gejala, kita baru mengetahui bahwa kita telah terpapar,” kata Dr. Megan Butler, dokter keluarga di Klinik Ochsner, New Orleans, Louisiana.
Perhatikan berita dan periksa informasi dari CDC atau USDA tentang penyakit bawaan pangan dan produk mana yang harus dihindari. Kalau di Indonesia, kita harus memantau berita dari BPOM.
Periksa label produk, khususnya tanggal penjualan dan kode produksi. Jika mencurigai suatu produk terkontaminasi, buang atau kembalikan ke tempat pembelian.
Berhati-hatilah dengan apa yang dipesan saat makan di luar. Jangan takut untuk bertanya kepada staf restoran apakah produk makanan mereka telah dimonitor dari kontaminasi.
Hindari produk daging setengah matang atau mentah, dan, jika ragu, selalu cuci tangan.
“Mencuci tangan adalah cara termudah untuk mencegah penyebaran infeksi,” kata Butler. “Biasakan mencuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum makan, setelah menggunakan kamar kecil, dan saat tangan terlihat kotor.”
Jika kita merasa mungkin telah menelan produk yang ditarik kembali, perhatikan gejala gastrointestinal, cari perawatan medis, dan beri tahu penyedia layanan kesehatan bahwa kita mungkin telah melakukan kontak dengan bakteri keracunan pangan.
Tentu, tips ini mungkin tampak seperti tidak masuk akal. Tetapi yang terbaik adalah waspada tentang makanan yang ditarik kembali dan tetap menjaga kesehatan. Karena ketika berbicara tentang penyakit bawaan pangan, para ahli kesehatan setuju bahwa lebih baik aman daripada menyesal.
Kesimpulan
Menurut USDA, Hampir 7 juta pon daging sapi mentah telah ditarik kembali setelah 57 kasus salmonella dilaporkan di 16 negara bagian.
Di samping itu, penarikan lain menyebabkan 89.000 pon ham siap santap ditarik dari rak supermarket karena adanya kemungkinan kontaminasi Listeria – dan, tepat sebelum itu, wabah salmonella dari telur curah menyebabkan hampir 40 orang sakit.
Para ahli mengatakan kita harus terus memantau berita dan hasil pemeriksaan pisahk yang berwenang seperti BPOM dan CDC atau USDA untuk mengetahui informasi tentang penyakit bawaan pangan dan produk mana yang harus dihindari.
Jika kita mencurigai suatu produk terkontaminasi, periksa label produk, khususnya tanggal penjualan dan kode produksi.
Saat bersantap di luar, jangan takut untuk bertanya kepada staf restoran apakah produk makanan mereka telah dipantau dari potensi kontaminasi.
Saksikan juga seisnews di:
Disadur dan ditulis oleh LR dari Healthline.