Radiasi inframerah sebagai energi baru terbarukan.
Energy Science Technology

Radiasi inframerah sebagai energi baru terbarukan.

Jun 19, 2022
Energi matahari adalah salah satu energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik melalui panel surya. Tetapi setelah matahari tenggelam, tidak ada energi matahari yang dapat ditangkap untuk menghasilkan listrik. Radiasi matahari memanaskan kerak bumi selama matahari masih bersinar, namun energi itu seakan hilang begitu saja setelah matahari terbenam. Baca juga: https://seisnews.org/2022/masa-depan-energi-nuklir-di-dunia/ Menurut informasi yang dilansir dari kumparan.com, radiasi matahari yang telah mencapai atmosfer bumi, sebagian panasnya akan dipantulkan ke luar angkasa dalam bentuk infrared. Sebagian lainnya diteruskan sampai permukaan bumi sehingga permukaan bumi bisa tetap hangat. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian radiasi akan diserap dan sebagian lainnya akan dipantulkan ke atmosfer. Namun, gas-gas rumah kaca yang berada di atmosfer menahan pantulan radiasi ke luar angkasa sehingga membuat bumi semakin panas.

Mengubah radiasi inframerah menjadi energi listrik

Peneliti-peneliti yang berasal dari jurusan Rekayasa Fotovoltaik dan Energi Terbarukan di The University of New South Wales telah berhasil menguji sebuah alat yang dapat mengubah inframerah menjadi energi listrik. Mereka menggunakan alat yang disebut thermo-radiative diode atau diode radiasi termal untuk menghasilkan listrik. Ketua dari tim peneliti ini mengatakan bahwa terdapat perbedaan suhu yang mana bumi memiliki tubuh yang relatif hangat dibandingkan dengan luasnya luar angkasa yang sangat dingin. Dari perbedaan ini, listrik dapat dihasilkan dengan menggunakan prinsip termodinamika. Dari hasil percobaan mereka, listrik yang dapat dihasilkan sekitar 0.001% dari sel surya. Walaupun sangat kecil, ini dapat menjadi awal dalam mengembangkan radiasi infrared menjadi energi listrik. Penelitian ini dapat dibaca di jurnal yang diterbitkan di website ACS Photonics pada tanggal 9 Mei 2022. Seorang fisikawan dari Harvard School of Engineering and Applied Sciences (SEAS) memiliki ide mengenai alat yang dapat mengumpulkan energi dari emisi inframerah bumi ke luar angkasa. Menghasilkan listrik bukan dari menyerap cahaya, melainkan dari pemancaran inframerah yang merupakan hal yang tidak biasa. Tim penelitian di Universitas Harvard mengusung 2 jenis pengumpul pancaran energi. Analog dengan generator tenaga panas matahari, dan satunya adalah analog dengan sel fotovoltaik. Kedua jenis ini akan bekerja dengan terbalik. Jika anda tertarik dengan website kami dan supaya tidak ketinggalan update lainnya, kunjungi juga https://www.youtube.com/channel/UCpnF7R6RJL0s1yrWU5dO2ZQ