Masa depan energi nuklir di dunia.
Nuklir merupakan salah satu sumber energi yang dapat dipakai untuk mendapatkan energi listrik. Energi berbahan Uranium ataupun Thorium ini memiliki potensi untuk menghasilkan energi sebanyak 1.5 hingga 2 kali lipat dari energi gas alam dan batu bara.
Banyak negara ingin melakukan riset mengenai nuklir untuk meminimalisir bencana dan memaksimalkan efisiensi dari energi ini. Salah satu negara yang telah melakukan hal tersebut adalah Tiongkok, yang telah melakukan riset mengenai bahan bakar dari energi nuklir.
Bahan bakar nuklir
Ada 2 bahan bakar utama yang dapat menghasilkan panas dari reaksi fisi nuklir, antara lain Uranium dan Thorium. Namun, banyak negara memilih untuk menggunakan Uranium, karena mudah untuk diproses dan banyak ditemukan di alam.
Tentu saja hal ini dapat memberi dampak buruk bagi keamanan dunia. Oleh karena itu, banyak negara melarang dihasilkannya pengembangan persenjataan nuklir.
Akibat dari hal ini, limbah dari Uranium tidak dapat digunakan untuk hal lain selain dipendam. Zat radioaktif ini pun akhirnya memberi dampak buruk pada lingkungan dan menyebabkan energi nuklir mendapat reputasi yang cukup buruk dimata masyarakat dunia.
Reaktor nuklir temuan Tiongkok
Melihat dampak dan reputasi buruk dari penggunaan Uranium, Tiongkok meneliti penggunaaan bahan bakar Thorium sebagai sumber bahan bakar tenaga nuklir alternatif. Negara tirai bambu ini berharap teknologi mereka dapat memberikan listrik untuk lebih dari 100 ribu rumah.
Reaktor nuklir yang beroperasi menggunakan garam cair berbahan bakar thorium ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan reaktor nuklir biasa. Keunggulan pertama adalah tidak perlu dibangun didekat aliran air karena garam cair dapat berfungsi sebagai pendingin. Hal ini menyebabkan reaktor dapat dibangun di daerah tanpa aliran air seperti gurun Gobi.
Thorium juga merupakan sumber energi nuklir yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan uranium karena 90 persen bahan bakar tersebut akan bereaksi dan menghasilkan energi listrik; jauh lebih banyak dibandingkan uranium yang hanya bereaksi sekitar 3 hingga 5 persen. Reaksi nuklir thorium juga tidak akan menghasilkan plutonium yang dapat digunakan sebagai senjata nuklir sehingga lebih aman untuk digunakan.
Referensi video: