Limbah plastik: Kepedulian atau bisnis?
Business Marketing News Politics

Limbah plastik: Kepedulian atau bisnis?

Jun 17, 2022

Loading

Limbah plastik: Kepedulian atau bisnis? Saat ini issue tentang lingkungan sedang menjadi sorotan karena banyak masyarakat yang akhirnya sadar bahwa bumi sedang tidak baik baik saja. Pengurangan penggunaan plastik sedang gencar dilakukan guna mengurangi limbah plastik yang penguraiannya membutuhkan waktu sangat lama yakni 50 hingga 100 tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 memperkirakan sekitar 0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut.

Jika harus menunggu hingga puluhan tahun untuk terjadinya penguraian sampah plastik hal ini akan menyebabkan kerusakan atau pencemaran lingkungan.

Sampah plastik yang ditumpuk akan menghalangi peresapan air dan juga sinar matahari ke tanah sehingga hal ini dapan menyebabkan banjir. Hal yang sama terjadi pada laut yang menerima limbah plastik.

Pemcemaran air laut dapat merusak ekosistem pada tumbuhan dan hewan laut yang mana manusia juga mengonsumsi makanan dari laut seperti ikan dan jikan dikonsumsi oleh manusia maka itu juga akan sangat berbahaya bagi manusia.

Semua hal ini sangat memiliki sangkut paut dengan sistem kehidupan rangkai makanan. Selain sampah plastik ini merusak lingkungan dan ekosistem, limbah plastik yang ditumpuk juga menyengsarakan manusia.

SOLUSI

Saat ini solusi yang sedang sangat dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik. Seperti halnya supermarket yang sudah tidak menyediakan kantong plastik. Pembeli diharuskan membawa kantong sendiri atau mereka menyediakan spunbond bag sebagai pengganti plastik. Restaurant restaurant besar juga sudah menerapkan penggunaan spunbond sebagai alat ganti kantong plastik.

Apakah hal ini lebih baik? Bisa dikatakan iya, karena penggunaan plastik berkurang namun hal ini menjadi perhatian lebih lanjut karena untuk restaurant restaurant besar mengaruskan pembeli untuk membeli spunbond mereka yang mana hal ini kembali menjadi penumpukan. Mereka selalu mengharuskan pelanggan membeli spunbond dengan dalih „sudah SOP“. Kalau sudah seperti ini apakah issue sampah plastik benar benar karena kepedulian kita terhadap lingkungan atau hanya sekedar bisnis?

Kembali lagi pada akhirnya spunbound yang awalnya bertujuan untuk pengurangan plastik malah menjadi penumpukan di rumah yang entah bagaimana solusi agar hal ini tidak seperti lingkarang setan yang tidak ada ujungnya. Jika tujuannya hanya untuk pengurangan plastik hal itu mungkin memang sudah tercapai namun setelah itu datang masalah baru yaitu spunbound yang bertumpuk di rumah. Bagaimana penguraiannya? apakah lebih baik? bagaimana jika pemilik restaurant tidak mengharuskan oembelian spunbound? apakah mereka tetap bisa meraup untung seperti yang diharapkan? Itulah mengapa hal hal yang seharusnya jadi fokus jangan dibelok belokan agar tidak terjadi hal yang berputar disitu situ saja.