Keracunan Pangan: Gejala umum dan penyebab utamanya
Apa itu keracunan pangan?
Keracunan pangan (Food Poisoning) atau disebut juga dengan Foodborne illness, adalah dampak dari mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi, basi, atau beracun. Gejala keracunan pangan yang paling umum termasuk mual, muntah, dan diare.
Meskipun cukup tidak nyaman, keracunan pangan bukanlah hal yang aneh. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di tahun 2020, 48 juta orang di Amerika Serikat (atau sekitar 1 dari 7) mengalami keracunan pangan setiap tahun. Dari 48 juta orang tersebut, 128.000 dirawat di rumah sakit.
Gejala keracunan pangan
Jika kita mengalami keracunan pangan, sebagian besar tidak dapat terdeteksi.
Gejala dapat bervariasi tergantung pada sumber infeksi.
Kasus umum keracunan pangan biasanya akan mencakup beberapa gejala berikut:
- kram perut
- diare
- mual
- muntah
- kehilangan selera makan
- demam ringan
- lemas
- sakit kepala
Gejala keracunan pangan yang berpotensi mengancam jiwa meliputi:
- diare yang berlangsung lebih dari 3 hari
- demam lebih tinggi dari 102°F (38,9°C)
- kesulitan melihat atau berbicara
- gejala dehidrasi parah, termasuk mulut kering, jarang buang air kecil atau tidak sama sekali, dan kesulitan menahan cairan
- kencing berdarah
Jika mengalami gejala-gejala seperti ini, hubungi dokter atau segera dapatkan perawatan medis.
Berapa lama keracunan pangan berlangsung?
Lamanya waktu yang diperlukan untuk sebuah gejala muncul tergantung pada sumber infeksi, tetapi biasanya berkisar paling rendah 30 menit hingga selama 8 minggu.
Dengan atau tanpa pengobatan, sebagian besar kasus akan sembuh dalam 1 minggu.
Penyebab keracunan pangan
Kebanyakan keracunan pangan dapat ditelusuri ke salah satu dari tiga penyebab utama: bakteri, parasit, atau virus.
Patogen ini dapat ditemukan di hampir semua pangan yang dikonsumsi. Namun, proses pemanasan biasanya membunuh patogen pada pangan sebelum disajikan. Pangan yang dimakan mentah adalah sumber umum keracunan pangan karena tidak melalui proses pemasakan.
Kadang-kadang, pangan akan bersentuhan dengan organisme dari kotoran atau muntahan atau cairan biologis lain. Ini kemungkinan besar terjadi ketika orang yang sakit menyiapkan pangan dan tidak mencuci tangan sebelum memasak.
Daging, telur, dan produk susu sering terkontaminasi. Air juga dapat terkontaminasi dengan organisme yang menyebabkan penyakit.
Bakteri
Bakteri sejauh ini merupakan penyebab paling umum dari keracunan pangan. Bakteri penyebab keracunan pangan meliputi:
- coli, khususnya E. coli (STEC) penghasil racun Shiga
- Listeria monocytogenes
- Salmonella
- Campylobacter
- Clostridium botulinum
- Staphylococcus aureus
- Shigella
- Vibrio vulnificus
Salmonella adalah penyebab bakteri terbesar dari kasus keracunan pangan di Amerika Serikat. Menurut CDC, diperkirakan 1.350.000 kasus keracunan pangan, termasuk 26.500 rawat inap, dapat ditelusuri penyebabnya ke infeksi salmonella setiap tahunnya.
Campylobacter dan C. botulinum adalah dua bakteri yang kurang dikenal dan berpotensi mematikan yang dapat mengintai dalam pangan kita.
Parasit
Keracunan pangan yang disebabkan oleh parasit tidak umum dibandingkan keracunan pangan yang disebabkan oleh bakteri, tetapi parasit yang menyebar melalui pangan masih sangat berbahaya. Parasite penyebab keracunan termasuk:
- Toxoplasma gondii
- Giardia lamblia
- berbagai cacing pita, seperti:
- Taenia saginata (cacing pita sapi)
- Taenia solium (cacing pita babi)
- Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan)
- Cryptosporidium
- Ascaris lumbricoides, sejenis cacing gelang
- cacing pipih (flatworms), seperti Opisthorchiidae (cacing hati) dan Paragonimus (cacing paru-paru)
- cacing kremi, atau Enterobiasis
- Trichinella
Menurut CDC, toksoplasmosis adalah penyebab utama kematian yang dikaitkan dengan keracunan pangan di Amerika Serikat. Toxoplasma gondii juga ditemukan di boks kotoran kucing.
Parasit dapat hidup di saluran pencernaan dan tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan orang hamil berisiko mengalami efek samping yang lebih serius jika parasit tertentu tinggal di ususnya.
Virus
Keracunan pangan juga bisa disebabkan oleh virus, seperti:
- norovirus, yang terkadang dikenal sebagai virus Norwalk
- rotavirus
- virus astro
- virus sapo
- virus hepatitis A
Norovirus menyebabkan 19 hingga 21 juta kasus muntah-muntah dan diare di Amerika Serikat setiap tahun. Dalam beberapa kasus, bisa berakibat fatal. Virus lain membawa gejala yang sama, tetapi biasanya tidak umum.
Virus yang menyebabkan penyakit pada hati, hepatitis A, juga dapat ditularkan melalui pangan.
Berikut ini adalah penyebab-penyebab keracunan pangan, gejala dan sumbernya
Penyebab Keracunan Pangan | Seberapa cepat gejala mulai (setelah terpapar) | Dimana ditemukannya |
Ascaris lumbricoides, sejenis cacing gelang | Jarang menyebabkan gejala yang nyata. | Berada di tanah yang terkontaminasi |
Astrovirus | 4–5 hari | Air yang terkontaminasi |
Campylobacter | 2–5 hari | Ayam mentah atau setengah matang, susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi |
Clostridium botulinum | 18–36 jam | Sayuran yang diawetkan yang rendah asam (seperti kacang hijau dan jamur), tuna kaleng, ikan fermentasi, ham, sosis, pruno (“prison wine“), produk-produk rumahan yang telah dikalengkan atau dibotolkan secara tidak benar |
Cryptosporidium | 2–10 hari (rata-rata 7 hari) | Buah segar, jus buah, sayuran segar, sari apel yang tidak dipasteurisasi, susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi |
Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan) | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Ikan mentah atau kurang matang |
E. coli | 3–4 hari | Daging sapi mentah atau setengah matang, selada dan sayuran mentah lainnya, kecambah mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi |
Enterobiasis (cacing kremi) | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Sebagian besar ditularkan karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melalui kontak dekat dengan orang yang memiliki kasus, tetapi juga dapat disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat |
Giardia lamblia | 1–2 minggu | Produk yang ditanam di tanah yang terkontaminasi, daging yang terkontaminasi, air yang terkontaminasi,
Bisa juga disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat |
Virus Hepatitis A | 15–50 hari | Buah beri beku, sayuran beku, kerang yang kurang matang, air yang terkontaminasi,
Bisa juga disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat |
Listeria monocytogenes | 1–4 minggu | Produk susu yang tidak dipasteurisasi (seperti susu dan keju lunak), melon, kecambah mentah, daging deli, ikan asap |
Norovirus | 1–2 hari | Tiram dan kerang lainnya, selada dan sayuran hijau lainnya, buah segar, air yang terkontaminasi,
Bisa juga disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat |
Opisthorchiidae (cacing hati) | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Kepiting, udang karang, atau ikan mentah atau kurang matang |
Paragonimus (cacing paru-paru) | 2–15 hari | Kepiting atau udang karang mentah, setengah matang, diacar, atau diasinkan |
Rotavirus | 1–2 hari | Kerang, salad, es yang terkontaminasi |
Salmonella | 6 jam–6 hari | Unggas mentah atau setengah matang, telur, buah dan sayuran mentah, air yang terkontaminasi |
Sapovirus | 1–3 hari | Tiram, kerang, air yang terkontaminasi |
Shigella | Biasanya 1-2 hari (tetapi bisa memakan waktu hingga 7 hari) | Sayuran mentah, salad dingin seperti salad tuna dan salad kentang, sandwich, air yang terkontaminasi
Bisa juga disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat |
Staphylococcus aureus | 30 menit–8 jam | Puding, produk panggang yang diisi krim, irisan daging, salad dingin seperti salad tuna dan salad kentang, sandwich
Dapat juga disebabkan oleh penanganan pangan yang tidak tepat atau meninggalkan pangan pada suhu yang tidak tepat |
Taenia saginata (cacing pita daging sapi) | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Daging sapi mentah atau kurang matang |
Taenia solium (cacing pita babi) | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Babi mentah atau setengah matang |
Toxoplasma gondii | Jarang menyebabkan gejala yang nyata | Kerang atau daging yang kurang matang (khususnya babi, domba, dan daging rusa), air yang terkontaminasi
Sebagian besar ditularkan melalui kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi, tetapi juga dapat disebabkan oleh penanganan atau persiapan makanan yang tidak tepat |
Trichinella | untuk gejala perut dan 2–8 minggu untuk gejala lain | Daging mentah atau setengah matang, khususnya babi dan hewan buruan |
Vibrio vulnificus | 2–48 Jam | Kerang mentah atau kurang matang, terutama tiram |
Dari data ini maka kita dapat memprediksi akar permasalahan atau penyebab keracunan pangan dari gejala yang dimiliki dan produk pangan yang dikonsumsi.
Disadur dan ditulis oleh LR dari Healthline.